Selasa, 20 Maret 2012

# Sejarah Hidup Muhammad Saw (KOTBAH 'ARAFAT) #


Sejarah Hidup Muhammad Saw

KOTBAH 'ARAFAT
 
kotbah terakhir Nabi Muhammad saw di hadapan umat Islam di desa Namira, menandai kelengkapan risalah yang dibawakannya 
 
Di Namira, sebuah  desa  sebelah  timur  'Arafat,  telah  pula
dipasang  sebuah  kemah  buat  Nabi,  atas permintaannya. Bila
matahari sudah tergelincir, dimintanya untanya al-Qashwa,  dan
ia  berangkat lagi sampai di perut wadi di bilangan 'Urana. Di
tempat itulah manusia dipanggilnya, sambil ia  masih  di  atas
unta,  dengan  suara  lantang;  tapi  sungguhpun  begitu masih
diulang oleh Rabi'a b. Umayya b. Khalaf.  Setelah  mengucapkan
syukur  dan puji kepada Allah dengan berhenti pada setiap anak
kalimat ia berkata,
 
"Wahai manusia sekalian! perhatikanlah kata-kataku ini!
Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam
keadaan seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu dengan
kamu sekalian.
 
"Saudara-saudara! Bahwasanya darah kamu dan harta-benda
kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini
dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu
sekalian menghadap Tuhan. Dan pasti kamu akan menghadap
Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggung-jawaban
atas segala perbuatanmu. Ya, aku sudah menyampaikan ini!
 
"Barangsiapa telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat
itu kepada yang berhak menerimanya.
 
"Bahwa semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu
berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat
aniaya terhadap orang lain, dan jangan pula kamu
teraniaya. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh lagi
ada riba dan bahwa riba 'Abbas b. 'Abd'l-Muttalib semua
sudah tidak berlaku.
 
"Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak
berlaku lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang
kuhapuskan ialah darah Ibn Rabi'a bin'l Harith b.
'Abd'l-Muttalib!
 
"Kemudian daripada itu saudara-saudara. Hari ini nafsu
setan yang minta disembah di negeri ini sudah putus buat
selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu turutkan dia walau
pun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti
merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan
senanglah dia. Oleh karena itu peliharalah agamamu ini
baik-baik.
 
"Saudara-saudara. Menunda-nunda berlakunya larangan
bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu
orang-orang kafir itu tersesat. Pada satu tahun mereka
langgar dan pada tahun lain mereka sucikan, untuk
disesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan Tuhan.
Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan
Allah dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan.
 
"Zaman itu berputar sejak Allah menciptakan langit dan
bumi ini. Jumlah bilangan bulan menurut Tuhan ada
duabelas bulan, empat bulan di antaranya ialah bulan
suci, tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab itu
antara bulan Jumadilakhir dan Sya'ban.
 
"Kemudian daripada itu, saudara-saudara. Sebagaimana
kamu mempunyai hak atas isteri kamu, juga isterimu sama
mempunyai hak atas kamu. Hak kamu-atas mereka ialah
untuk tidak mengijinkan orang yang tidak kamu sukai
menginjakkan kaki ke atas lantaimu, dan jangan sampai
mereka secara jelas membawa perbuatan keji. Kalau sampai
mereka melakukan semua itu Tuhan mengijinkan kamu
berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh memukul
mereka dengan suatu pukulan yang tidak sampai
mengganggu. Bila mereka sudah tidak lagi melakukan itu,
maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada
mereka dengan sopan-santun. Berlaku baiklah terhadap
isteri kamu, mereka itu kawan-kawan yang membantumu,
mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu
mengambil mereka sebagai amanat Tuhan, dan kehormatan
mereka dihalalkan buat kamu dengan nama Tuhan.
 
"Perhatikanlah kata-kataku ini, saudara-saudara Aku
sudah menyampaikan ini. Ada masalah yang sudah jelas
kutinggalkan ditangan kamu, yang jika kamu pegang teguh,
kamu takkan sesat selama-lamanya - Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah.
 
"Wahai Manusia sekalian! Dengarkan kata-kataku ini dan
perhatikan! Kamu akan mengerti, bahwa setiap Muslim
adalah saudara buat Muslim yang lain, dan kaum Muslimin
semua bersaudara. Tetapi seseorang tidak dibenarkan
(mengambil sesuatu) dari saudaranya, kecuali jika dengan
senang hati diberikan kepadanya. Janganlah kamu
menganiaya diri sendiri.
 
"Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?"
 
Sementara Nabi mengucapkan itu  Rabi'a  mengulanginya  kalimat
demi   kalimat,   sambil   meminta  kepada  orang  banyak  itu
menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi  juga  menugaskan  dia
supaya  menanyai  mereka  misalnya:  Rasulullah bertanya "hari
apakah ini?" Mereka menjawab: Hari Haji Akbar!  Nabi  bertanya
lagi:
 
"Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu
oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci,
sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan."
 
Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi:
 
"Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!"
 
Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: "Ya!"
 
Lalu katanya:
 
"Ya Allah, saksikanlah ini!"
 
Selesai Nabi mengucapkan pidato ia  turun  dari  al-Qashwa'  -
untanya  itu.  Ia  masih  di tempat itu juga sampai pada waktu
sembahyang lohor dan asar. Kemudian  menaiki  kembali  untanya
menuju  Shakharat.  Pada  waktu  itulah  Nahi  a.s. membacakan
firman Tuhan ini kepada mereka:
 
"Hari inilah Kusempurnakan agamamu ini untuk kamu
sekalian dengan Kucukupkan NikmatKu kepada kamu, dan
yang Kusukai Islam inilah menjadi agama kamu."
(Qur'an, 5: 3)
 
Abu Bakr ketika mendengarkan ayat itu ia menangis, ia  merasa,
bahwa  risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya
Nabi hendak menghadap Tuhan.
 
Setelah  meninggalkan  Arafat  malam  itu  Nabi  bermalam   di
Muzdalifa.  Pagi-pagi  ia bangun dan turun ke Masy'ar'l-Haram.
Kemudian  ia  pergi  ke  Mina  dan  dalam  perjalanan  itu  ia
melemparkan  batu-batu  kerikil. Bila sudah sampai di kemah ia
menyembelih 63 ekor unta, setiap seekor unta untuk satu  tahun
umurnya,  dan  yang  selebihnya  dari jumlah seratus ekor unta
kurban  yang  dibawa  Nabi  sewaktu  keluar  dari  Medinah   -
disembelih   oleh  Ali.  Kemudian  Nabi  mencukur  rambut  dan
menyelesaikan ibadah hajinya.
 
Dengan selesainya ibadah haji ini, ada orang yang menamakannya
'Ibadah  haji  perpisahan'  yang lain menyebutkan 'ibadah haji
penyampaian' ada lagi yang mengatakan  'ibadah  haji  Islam.'6
Nama-nama   itu  memang  benar  semua.  Disebut  'ibadah  haji
perpisahan' karena ini yang penghabisan kali Muhammad  melihat
Mekah  dan  Ka'bah.  Dengan  'ibadah haji Islam,' karena Tuhan
telah  menyempurnakan  agama  ini  kepada  umat  manusia   dan
mencukupkan  pula nikmatNya. 'Ibadah haji penyampaian' berarti
Nabi telah menyampaikan kepada umat  manusia  apa  yang  telah
diperintahkan  Tuhan  kepadanya.  Tiada  lain  Muhammad  hanya
memberi  peringatan  dan   pembawa   berita   gembira   kepada
orang-orang beriman.
 
Catatan kaki:
 
5 Aslinya Ayyuhan-nas, harfiah: "Wahai manusia!" (A).
 
6 Yakni 'Hijjat'l-Wada', 'hijjat'l-balagh' dan
'hijjat'l-Islam , (A).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar